Judul: Belajar Menulis Untuk Berkarya
Resume ke : 1
Gelombang: 20
Tanggal: 12 Juli 2021
Tema: Menjadikan Menulis Sebagai Passion
Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti. M.Pd.
Moderator: Aam Nurhasanah
Kalau ada yang bertanya hobby saya
apa? Saya pasti selalu menjawab membaca, dengar musik dan travelling. Terdengar
lumrah dan biasa saja. Namun setelah semalam mengikuti pelatihan menulis bersama
ibu Sri Sugiastuti yang biasa disapa ibu Kanjeng, saya sepertinya perlu
bertanya lagi pada diri saya sendiri.
Apa benar hobby saya membaca? Berapa banyak buku, jurnal, artikel,
cerpen, novel dan lainnya yang sudah saya baca dalam bulan ini? Apa hanya
sekedar baca obrolan di grup chat, nulis komentar atau baca-baca komentar orang
di youtube, instagram atau sosial media lainnya dan itu sudah saya anggap sebagai
hobby membaca? Sepertinya saya harus menyelaraskan dulu antara yang saya ucapkan
dengan yang saya lakukan.
Teringat lagi saya pernah berkeinginan membuat sebuah buku. Tapi itu dulu… dulu sekali. Saya akhirnya mulai menulis di blog. Namun saya merasakan kalau saya selalu menjadi penulis pemula walaupun saya sudah menulis beberapa tulisan. Mungkin hal itu karena saya hanya menulis, belum terarah dan terasah. Saya masih merasa apa yang saya tulis terasa garing yang akhirnya mengikis rasa percaya diri saya. Kemudian saya mulai disibukan dengan pekerjaaan yang tak ada habisnya sehingga akhirnya saya pun berhenti menyentuh laptop untuk mengetik tulisan. Blog pun akhirnya terbengkalai, penuh sawang dan berdebu.
Melalui voice mail pada grup whatsapp
pelatihan, Ibu Kanjeng mengatakan bahwa supaya kita bisa menghasilkan suatu
tulisan maka jadikanlah menulis itu suatu passion. Jika berkomitmen maka jalankan
komitmen itu dengan cara mengatur dan meluangkan waktu untuk mewujudkan
komitmen tersebut. Banyak kendala dan hambatan yang umumnya dihadapi dalam
menulis seperti merasa tidak berbakat, tidak memiliki waktu, tidak memiliki
ide, tidak suka menulis dan tidak berani menerima kritik. Kendala dan hambatan
itu harus diatasi dengan memotivasi diri dan etos yang kuat sehingga nantinya
bisa menghasilkan suatu karya. Mulailah menulis dengan menanyakan pada diri
kita Mengapa (Why) kita ingin menulis dan Bagaimana (How) caranya? Untuk
pemula, bagaimana caranya mendapatkan inspirasi untuk menulis?
Salah satu sumber inspirasi untuk
menulis adalah membaca. Dengan membaca, wawasan akan terbuka dan akan memudahkan
kita untuk menuangkan kembali apa yang pernah dibaca. Berdiskusi dengan orang
lain akan memunculkan ide dan menambah wawasan apa yang sudah dibaca. Melakukan
pengamatan dan merasakan apa yang ada di lingkungan kita juga dapat memunculkan
inspirasi menulis. Selain itu, bersosialisi dengan orang lain juga merupakan
sumber inspirasi menulis. Dengan bersosialisasi, kita bisa menyerap
pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain untuk dijadikan bahan tulisan
buku.
Sebelum menulis ada beberapa hal
yang perlu dipersiapkan, yaitu menggali ide, menentukan tujuan, genre dan segmen
pembaca, menentukan topik, Membuat Outline, dan mengumpulkan bahan materi. Selanjutnya,
bagaimana cara menulisnya? Inilah yang saya suka “Just do it”
Tulis saja apa yang ingin ditulis. Tiba-tiba
saja saya langsung membayangkan disaat saya ngobrol dengan orang lain biasanya bisa
berjam-jam tapi kenapa untuk menulis baru satu atau dua kata saja bisa mentok?
Kalaulah apa yang diobrolkan itu diketik, kira-kira bisa dapat berapa halaman,
ya?
Menulis itu harus sabar. Bagi penulis pemula yang paling diperlukan adalah ketekunan sehingga nantinya seiring dengan kebiasaan menulis dan mencari inspirasi maka tulisan pun akan semakin berbobot. Jadi kita tidak perlu memaksakan diri untuk langsung menulis dengan sempurna.
Ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam proses menulis yaitu target waktu, disiplin, kenyamanan, fasilitas dan mood booster. Target waktu perlu dibuat untuk menentukan kapan tulisan kita selesai. Oleh karena itu, diperlukan kedisiplinan agar target waktu yang sudah ditentukan dapat tercapai. Dalam menulis tentunya diperlukan kenyamanan, fasilitas yang mendukung dan yang tak kalah penting adalah mood booster agar tetap selalu semangat dalam menulis. Selanjutnya untuk menjadi sebuah buku, naskah yang sudah ditulis tadi akan melalui beberapa proses lagi seperti proses editing, revisi dan akhirnya publishing.
Membayangkan memiliki sebuah karya
berupa buku rasanya sangat menyenangkan. Namun sampai saat ini saya belum membayangkan
yang muluk-muluk seperti misalnya menjadi penulis yang bukunya best seller.
Yang terpenting saat ini adalah bisa terus belajar dan berlatih untuk menghasilkan
suatu karya. Bisa jadi kebanggaan di hati dan jadi buah cerita untuk anak cucu
nanti.
tulisan yang bagus bu. terus menulis. yakin akan makin bagus.
BalasHapusAamiin.. Semoga... Terimakasih pak...
HapusIya Bu. Seringkali saya berpikir hal yang sama. Semoga bisa menyelaraskan antara yang diucapkan, yang diinginkan dan yang dilakukan sehingga memiliki tulisa atau karya yang baik dan bermanfaat.
BalasHapusiya bu.. trimakasih sdh berkunjung
HapusBagus banget bu, MasyaAllah rapi tulisannya.
BalasHapusAyo semangat menulis bersama bu
Semangat bersama selalu bu...
Hapus