Resume ke: 9
Gelombang: 20
Tanggal: 30Juli 2021
Tema: Mengatasi Writer's Block
Narasumber: Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.
Sebelumnya, kita berkenalan dulu dengan narasumber malam
ini. Bernama Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., narasumber muda dan cantik. Seorang
guru IPA dari Subang dengan segudang prestasi. Sudah banyak buku yang dibuat
oleh beliau, baik itu buku solo maupun antologi. Bahkan Karyanya ada yang mampu
menembus Penerbit Mayor. Banyak penghargaan yang di dapat di daerahnya diantaranya
seperti meraih Penghargaan Bupati Subang (2020),Penghargaan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021) dan lainnya. Aktif
di berbagai komunitas dan lainnya. Masyaallah. Sungguh luar biasa!
Writer's Block (mengacu pada kamus Oxford) adalah suatu Istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler.
Sebagai gambaran untuk menjelaskan tentang Writer's Block, Bu Ditta memberikan suatu pengalaman dengan menampilkan
sebuah gambar wayang kulit. Dalam waktu 15 menit, peserta diminta untuk
menuliskan deskripsi tentang gambar tersebut. Di situ terlihat ada peserta yang
cepat mengirim tulisan ada juga yang lama. Setelah 15 menit, Bu Ditta
menanyakan apakah ada yang sempat merasa tak punya ide menulis? Sudah menulis
tapi kemudian kehilangan kata-kata? Jika itu terjadi, menurutnya bisa saja pada
saat itu sedang terserang writer's block atau istilah lainnya kebuntuan
menulis.
Menurut Wikipedia, writer's block merupakan keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Karena
writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi
menulis.
Sebagian dari tanda-tanda penulis terserang Writer’s Block, adalah:
- Sulit fokus
- Tidak ada inspirasi menulis
- Menulis lebih lambat dari biasanya
- Merasa stres dan frustasi untuk menulis
Berapa lama Writer’s Block bisa terjadi? Tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi Writer’s Block tersebut. Writer’s Block bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun. Agar bisa mengatasi writer's block, langkah penting yang harus penulis lakukan adalah mengetahui penyebabnya. Hal ini agar penulis bisa lebih fokus mencari solusinya.
Penyebab writer's block, yaitu:
- Mencoba metode/topik baru dalam menulis
- Stress
- Lelah fisik/mental
- Terlalu Perfeksionis
Mencoba topik baru
Bu Ditta kembali mengulas tantangan kita di awal. Bagi penikmat seni wayang atau sejarah, mungkin tidak menemui kesulitan berarti saat harus menulis tentang wayang. Tapi, bagaimana dengan orang-orang yang tak pernah melihat pertunjukan wayang? Tidak tahu tentang tokoh-tokoh dalam wayang?
Pasti akan merasa "kekurangan inspirasi" dalam
menulis dengan tema wayang. Itu bisa diartikan Writer’s Block telah menyerang.
Tapi, jika kemudian penulis langsung meneguhkan komitmen, misalnya dengan mencari
bahan bacaan tambahan, maka Writer’s Block yang terbentuk bisa segera dihancurkan.
Mencoba menulis dengan Metode baru
Misalnya jika penulis terbiasa menulis karya tulis ilmiah.
Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang
berbeda. Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus
menulisnya.Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis
merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak Writer’s Block.
Stress dan Lelah
Otak dan tubuh kita bukan mesin. Ketika penat, beristirahatlah sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang membahagiakan. Refresh kembali hati dan pikiran kita sehingga kita bisa mendapat inspirasi baru.
Terlalu perfeksionis
Ada pepatah yang mengatakan perfectionism kills creativity. Perfeksionis itu bisa mematikan kreativitas. Saat menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah tepat? Apakah ada kaitan dari paragraf satu ke paragraf lainnya? dan sebagainya. Atau ketika seseorang pernah sangat populer dengan tulisannya. Misal postingan di blog yang baca hingga ratusan bahkan ribuan. Menerbitkan buku hingga best seller. Hal seperti ini pun bisa jadi terjebak dalam lingkup perfeksionis. Tulisan sebelumnya booming, yang sekarang tentu harus booming juga. Harus laku juga. Harus banyak yang baca juga. Kekhawatiran seperti itu justru bisa membuat Writer’s Block bertahan lebih lama pada kita.
Jika ini terjadi, maka ingatlah kembali alasan awal kita
menulis. Tujuan kita menulis. Masa-masa saat kita merintis menjadi seorang
penulis.
- Kita mungkin sering dengar/membaca bahwa tulisan yang baik itu adalah yang selesai. Sebagus apa pun diksi yang digunakan. Sekeren apa pun alur yang dibuat. Jika tak selesai? Ya menggantung. Jadi, tulisan yang selesai tentu lebih utama. Adapun tidak sesuai alur dsb itu urusan tahap berikutnya : editing.
- Cara efektif dan cerdas mengatasi Writer's Block diantaranya dengan melakukan hobi yang bisa merefreshkan pikiran dan hati. Misalnya jalan-jalan atau baca buku yang ringan-ringan saja atau dengan Blog walking, membaca materi terkait tema yang akan ditulis.
- malas itu tidak bisa dikategorikan sebagai Writer's Block. Writer's Block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis. Justru orang yang rajin menulislah yang memiliki peluang besar terserang WB. Namun demikian, untuk mengatasi rasa malas menulis, bisa dicoba dengan membuat target atau tantangan. Atau yang lebih menyenangkan, beri reward untuk diri sendiri saat telah selesai menulis. Untuk menghindari Writer's Block, hindari penyebabnya.
- Selalu siap sedia catatan! Para penulis hebat selalu memiliki catatan pribadi. Saat ide-ide bermunculan, mereka akan mencatat di note. Zaman sudah canggih. Kita bisa langsung rekam ide-ide kita di gawai. Minimal buat outline tulisan terlebih dahulu. Karena outline akan menerangkap ide kita sehingga tidak terbang ke negeri antah berantah.
- Bagi penulis sejati, tentu saja Writer's Block yang berkepanjangan bisa berakibat buruk pada kesehatan. Ibarat pendaki yang kehilangan kaki. Penulis sejati (ia yang mencurahkan hidupnya dengan menulis, menjadikan menulis sebagai kebiasaan dan kebahagiaan, berbagi inspirasi dan motivasi dengan menulis) tentu akan sedih/stress bila tak bisa menulis. Dalam dunia kesehatan tentu kita bisa sepakat bahwa stres bisa memicu banyak penyakit lainnya. Maag adalah salah satunya. Mengatasi Writer's Block agar tidak terlalu lama dengan banyaknya aktivitas berpikir, salah satu yang bisa dicoba adalah gunakan golden Time saat menulis. Tiap orang punya golden Time masing-masing. Ada yang fokus menulis sebelum tidur. Ada yang bisa fokus menulis saat menjelang matahari terbit.
Mari Mampir Ketemu bu Ditta, di:
Edublog
https://jendelaipa.edublogs.org
Kompasiana
https://www.kompasiana.com/ditta13718
Channel Youtube:
Instagram :
https://www.instagram.com/dittawidyautami
Fahlah bubrally emang masternya dalam pembuatan blog yg keren dan content yang daging banget.
BalasHapuswaduh Ms Phia... msh byk yg lbh keren.. sy cm ganti suasana aja...
Hapusbagus-bagus tulisannya...blognya juga
BalasHapustrimakasih bu... sy msh latihan nulis hehe
Hapuspoll kereen...lengkap dan layoutnya apik🥰👍
BalasHapustrimakasih bu.. yg lain jg keren2.. ibu jg..
HapusLuar biasa. Apiknya. Mantap 👍
BalasHapustrimakasih bu
HapusKeren..ini sih oaket komplit. Luar biasa. Penjelasannya semakin memperkaya wawasan kita .
BalasHapustrimakasih bu
HapusBlog Kren resume msntap lengkap
BalasHapustrimakasih sdh mampir pak ketua
HapusBetul bunda resumenya lengkap dan berisi sangat menginpirasi...terus berkreasi dan salam litetasi
BalasHapustrimakasih sdh mampir, bu
HapusWow sukaaaaaa dengan kalimat penutupnya. Resumenya juga keren. Mengalir.
BalasHapusTrimakasih atas ilmunya bu dan trimakasih jg sdh bersedia mampir ... Barakallah
HapusLengkap banget ibu, menginspirasi
BalasHapustrimakasih sdh mampir, bu..
HapusTulisan yg baik itu adalah yg selesai. Naahh berarti resume ini adalah tulisan yg mantaap heehee...👍👍
BalasHapusbisa aja si ibu.. hehe
Hapus