Panen Pare di Lahan Sempit

 


Berkebun merupakan hoby yang tiba-tiba muncul pada saat pandemi ini. Work From Home dan kegabutan setelahnya menimbulkan inisiatif untuk ingin ikut trendnya orang-orang, yaitu bercocok tanam. Tapi untuk orang sepertiku ini bisanya menanam apa?

Dulu pernah belajar menanam bunga dari benih. Tapi tak tahu kenapa yang tumbuh malah anak pohon pepaya. Padahal dari mulai disemai, tumbuh anak-anak tanamannya yang halus-halus dengan narsisnya pasti selalu aku foto. Namun setelah tanaman itu agak besar aku mulai curiga, sepertinya itu bukan tanaman bunga tapi anak pohon pepaya. Hadeuuhh.. jadi kemana ya bibit tanaman bunganya? Tak berselang lama tanaman pepaya itupun mati terserang kutu putih. Nasib... nasib.

Ada sedikit halaman tersisa di belakang rumah. Tak terurus dan penuh dengan rumput. Ku minta adikku untuk membersihkan rumput-rumput itu dan memasang beberapa batang bambu. Tidak usah pakai rak yang mahal-mahal. Kebetulan ada bambu dan kayu, disulaplah jadi rak tanaman sederhana dan satu bambu panjang untuk cantelan tanaman gantung.

Beberapa pot usang kucuci bersih, dimasukkan tanah dan sedikit kompos. Aku semai bibit pare dan, cabe. Semoga saja nanti bisa tumbuh bersemi. Mengobati luka hati yang dulu pernah gagal dalam dunia pertanaman.

Berselang beberapa hari bibit itu sudah menyembulkan sedikit tunas. Aku mulai bersemangat berharap nanti bisa terus tumbuh membesar. Hari-hari selanjutnya terus tumbuh dan berkembang. Selanjutnya aku mulai menyiapkan rambatan untuk pohon pare. Dahan-dahannya sudah menjalar dan sudah mengeluarkan bunga. Minggu-minggu berikutnya, bungapun hilang berubah jadi buah pare muda yang beberapa hari lagi akan matang. Setiap WFH selesai aku selalu mengintip tanaman belakang rumah sambil tersenyum membayangkan sebentar lagi akan panen.

Hari yang dinantikan pun tiba. Hari pertama Panen buah pare dan cabe dari kebun belakang rumah.  Memetik hasil kebun sendiri memang sangat memuaskan. Walaupun tak seberapa tapi ini cukup untuk dimasak di hari ini. Perasaan pun senang karena hasil tanaman sendiri.


Komentar

Posting Komentar