Harap--Harap Cemas

Menanti bagi sebagian orang bukanlah hal yang menyenangkan. Memerlukan kesabaran yang luar biasa. Apalagi jika yang dinanti tak kunjung datang. Kalau itu seseorang, begitu datang maunya langsung diceramahin. Tapi itu dulu...

Menanti sesuatu saat ini merupakan ekstra time. Bonus waktu. Kenapa? Karena ternyata dengan menanti kita bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk hal-hal yang biasanya sulit dilakukan. Menulis, misalnya. Kalau ingin menulis menunggu waktu yang tersisa tentunya tak akan ketemu waktunya. Kalau komitmen belum kuat maka tak akan terluanglah waktu khusus. Mencari disela-sela kegiatan masih juga tak ada celahnya.
Namun jika menulis sudah jadi passion, diwaktu kapan pun, di mana pun, menggunakan apa pun maka bisa terurailah kata-kata itu. 

Dari pada pusing memikirkan yang dinanti tak kunjung datang, ambil pena  dan kertas atau buka aplikasi notes atau blog di gawai lalu tulislah. Apa saja yang ada di kepala. Tuang, kan...

Tapi apa sih yang sedang dinanti? Sebenarnya saat ini bukan pusing karena menanti sesuatu. Tetapi lebih tepatnya yaitu H2C alias Harap-harap Cemas. Dari kemarin melihat teman-teman kelas menulis di gelombang 19 dan 20 yang tergabung dalam pembuatan buku antologi sudah menerima paket cinta dari Bu Kanjeng dan Bu Aam. Wajah ceria dengan buku di tangan terlihat dari foto yang dikirimkan.  Hati ini rasanya sudah tidak sabar ingin segera menerimanya. Rasanya ingin segera melihat, menyentuh dan membaca cerita teman-teman kelas menulis yang tercetak abadi dalam sebuah buku.

Akhirnya di minggu sore, paket itu datang. Dengan semangat 45 paket biru itu dibuka. Di dalamnya ada Buku Antologi Writing is My Passion Jilid 1 & jilid 2, Buku Catatan Hati pada Ilahi yang ditulis oleh Ibu Kanjeng dan  Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebatnya Bu Aam.
Buku antologi kelas menulis

Masyaallah... Hati ini semakin deg degan, mata ini berbinar haru.. melihat nama dan tulisan sendiri bersama teman-teman yang sama sekali belum pernah bertemu langsung ada di dalam buku. Dari layout cover hingga tampilan di dalamnya sangat menarik hati. Benar-benar suka melihatnya. 

Buku jilid 2 dibuka dan membaca beberapa tulisan di situ terlebih dahulu. Kenapa? Karena kebetulan ada tulisanku di situ, hehe... Kemudian beralih membaca beberapa tulisan di jilid 1 dan  membaca secara garis besar buku bu Aam. Sampai akhirnya terpaku membaca beberapa tulisan bu Kanjeng.  Cerita perjalanannya ketika haji, beliau mencium Hajar Aswad sampai 3 kali. Ya Allah... Sampai merinding membacanya. Kemudian membaca juga perjalanannya ke Madinah.

Waduuh... Sore ini kalau dituruti maunya hati.. ya sudah... bisa off semua kerja emak2 atau bisa ke mana-mana bukunya dibawa-bawa. Sambil nyapu, sambil masak dan bebenah sore bukunya bisa  nempel terus di tangan kiri.

Harap-harap Cemas sirna, bahagia pun membuncah. Senangnya... Semoga suatu saat bisa berkumpul dan bertemu langsung dengan para narasumber kelas menulis, tim solid Om Jay dan teman-teman kelas menulis. Teman-teman gelombang 19 dan 20 yang luar biasa hebat. 

Komentar

  1. Dan akupun masih menanti, smg esok segera datang, agar kegelisahan ini segera sirna berganti kebahagiaan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata masih ada yang lebih sabar menanti... seru sensasinya...

      Hapus
  2. Masaya Allah. Selamat menikmati karya besar kita. Semoga doa tulus diijabah Allah. Aamiin..

    BalasHapus
  3. Mantab. Suka membaca tulisannya.
    Saya juga masih menunggu, dan tidak sabar ingin segera membaca buku pertama.hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga segera sampai ya pak.. ttp semangat..

      Hapus
  4. Bangga dan bahagia rasanya bisa berkarya ya bu,...saya juga sedang menunggu dg penuh kesabaran...

    Asyik, walau tak pernah jumpa tapi bisa merindu di dunia maya, slm , terus semangat utk berkarya๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™ sama2 belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, buu.. jauh tp rasanya dekat. Tetap semangat bu.. rasakan sensasinya begitu paketnya tiba.. hehe..

      Hapus

Posting Komentar